Selasa, 29 Januari 2013

EX KOTA ADMINISTRATIF PURWOKERTO SEBAIKNYA KOTA PURWOKERTO


Kota administratif adalah sebuah wilayah administratif di Indonesia yang dipimpin oleh wali kota administratif. Keberadaan kota administratif diatur olehUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
Kota administratif bukanlah daerah otonom sebagaimana kotamadya atau kota, dan karena itu tidak memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Walikota administratif bertanggung jawab kepada bupati kabupaten induknya. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999, diIndonesia tidak dikenal lagi istilah kota administratif karena pembagian provinsi hanya terdiri atas kabupaten dan kota. Akibatnya kota administratif harus berubah status menjadi kota atau bergabung kembali dengan kabupaten induknya.
PurwokertoKabupaten BanyumasJawa TengahPP 36/1982gabung ke Kabupaten BanyumasJawa Tengah (PP 33/2003)

Minggu, 27 Januari 2013

ADIPATI/BUPATI BANYUMAS SAMPAI DENGAN 2002


PARA ADIPATI DAN BUPATI SEMENJAK BERDIRINYA
KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 1582
1. R. Joko Kahiman, Adipati Warga Utama II
2. R. Ngabei Mertasura (1560)
3. R. Ngabei Mertasura II (Ngabei Kalidethuk) (1561 -1620)
4. R. Ngabei Mertayuda I (Ngabei Bawang) (1620 – 1650)
5. R. Tumenggung Mertayuda II (R.T. Seda Masjid, R.T. Yudanegara I) Tahun 1650 – 1705
6. R. Tumenggung Suradipura (1705 -1707)
7. R. Tumenggung Yudanegara II (R.T. Seda Pendapa) Tahun 1707 -1743.
8. R. Tumenggung Reksapraja (1742 -1749)
9. R. Tumenggung Yudanegara III (1755) kemudian diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta bergelar Danureja I.
10. R. Tumenggung Yudanegara IV (1745 – 1780)
11. R.T. Tejakusuma, Tumenggung Kemong (1780 -1788)
12. R. Tumenggung Yudanegara V (1788 – 1816)
13. Kasepuhan : R. Adipati Cokronegara (1816 -1830)
Kanoman : R. Adipati Brotodiningrat (R.T. Martadireja)
14. R.T. Martadireja II (1830 -1832) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang).
15. R. Adipati Cokronegara I (1832- 1864)
16. R. Adipati Cokronegara II (1864 -1879)
17. Kanjeng Pangeran Arya Martadireja II (1879 -1913)
18. KPAA Gandasubrata (1913 – 1933)
19. RAA. Sujiman Gandasubrata (1933 – 1950)
20. R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 – 1953)
21. R. Budiman (1953 -1957)
22. M. Mirun Prawiradireja (30 – 01 – 1957 / 15 – 12 – 1957)
23. R. Bayi Nuntoro (15 – 12 – 1957 / 1960)
24. R. Subagio (1960 -1966)
25. Letkol Inf. Sukarno Agung (1966 -1971)
26. Kol. Inf. Poedjadi Jaringbandayuda (1971 -1978)
27. Kol. Inf. R.G. Rujito (1978 -1988)
28. Kol. Inf. H. Djoko Sudantoko (1988 – 1998)
29. Kol. Art. HM Aris Setiono, SH, S.IP (1998 – 2002

UBI KAYU DAN GAPLEK BAHAN DASAR GETUK GORENG BANYUMAS



TANAMAN UBI KAYU MENJADI ANDALAN PETANI BANYUMAS




































Sabtu, 26 Januari 2013

GULA KELAPA BANYUMAS BUTUH BIBIT UNGGUL POHON KELAPA















Gula Kelapa Banyumas yang terkenal ini merupakan industri rakyat yang telah turun temurun. Keberadaannya patut dilestarikan dan dikembangkan. Namun ada ketergantungan dari produksi gula kelapa ini yakni pohon kelapa itu sendiri. Dewasa ini sangat jarang didapat bibit pohon kelapa hibrida yang cepat besar dan berbuah. Para pemilik kebun kelapa sadar betul untuk regenerasi pohon kelapa, namun perlu mendapat bantuan, karena pohon kelapa yang diambil sari gulanya sulit untiuk berbuah. Nah jika memang demikian rakyat perlu dibantu bibit pohon kelapa unggul untu peremajaan. Jadi kelapa yang menjulang tinggi dan banyak ditebang untuk pembangunan rumah sudah ada gantinya. Pada gilirannya gula kelapa banyumas tetap lestari. (masagus)

GULA KELAPA BANYUMAS DIKIRIM KE PELOSOK NUSANTARA





GULA KELAPA BANYUMAS






Gula kelapa cetak bumbung

Gula kelapa cetak batok