BANYUMAS NEWS
Senin, 26 Mei 2014
Selasa, 21 Mei 2013
Minggu, 28 April 2013
BATIK BANYUMASAN
Banyumas juga menghasilkan batik, meskipun tidak setenar Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Batik Banyumas mempunyai keunikan karena kedua sisi muka dan belakang mempunyai kualitas yang hampir sama. Batik banyumas yang sekarang ini cukup terkenal adalah Batik produksi Pak Sugito dari Sokaraja. Selain itu sentra batik Banyumasan yang lengkap barada di jalan Mruyung di dalam kompleks alun-alun kota Banyumas.

BUDAYA DI BANYUMAS
Budaya Banyumasan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan wilayah lain di Jawa Tengah, walaupun akarnya masih merupakan budaya Jawa.
Di antara seni pertunjukan yang terdapat di Banyumas antara lain:
- Wayang kulit gagrag Banyumas, yaitu kesenian wayang kulit khas Banyumasan. Terdapat dua gagrak (gaya), yakni Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Kekhasan wayang kulit gragak Banyumasan adalah napas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya.
- Begalan, adalah seni tutur tradisional yang pada upacara pernikahan. Kesenian ini menggunakan peralatan dapur yang memiliki makna simbolis berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam berumah tangga nantinya.
Kesenian musik tradisional Banyumas juga memiliki kekhasan tersendiri dibanding dengan kesenian musik Jawa lainnya, di antaranya:
- Calung, adalah alat musik yang terbuat dari potongan bambu yang diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik khas Banyumas yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan Jawa, terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan demikian karena bunyi yang dikeluarkan mirip gong tetapi dimainkan dengan cara ditiup (Bahasa Jawa: disebul), alat ini juga terbuat dari bambu dengan ukuran yang besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lazim disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula disajikan lagu-lagu pop yang diaransemen ulang.
- Kenthongan (sebagian menyebut tek-tek), adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Kenthong adalah alat utamanya, berupa potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan bedug, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret. Dalam satu grup kenthongan, Kenthong yang dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi yang selaras.
- Salawatan Jawa, yakni salah satu seni musik bernapaskan Islam dengan perangkat musik berupa terbang jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan lagu-lagu yang diambil dari kitabBarzanji.
- bongkel, yakni peralatan musik tradisional sejenis angklung, namun terdiri empat bilah berlaras slendro.
Sejumlah tarian khas Banyumasan antara lain:
- lengger, merupakan tarian yang dimainkan oleh dua orang perempuan atau lebih. Di tengah-tengah pertunjukkan hadir seorang penari laki-laki disebut badhud (badut/bodor). Tarian ini umumnya dilakukan di atas panggung dan diiringi oleh alat musik calung.
- sintren, adalah tarian yang dimainkan oleh laki-laki yang mengenakan baju perempuan. Tarian ini biasanya melekat pada kesenian ebeg. Di tengah-tengah pertunjukan biasanya pemain ditindih dengan lesung dan dimasukan ke dalam kurungan, dimana dalam kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama pemain yang lain.
- aksimuda, yakni kesenian bernapaskan Islam berupa silat yang digabung dengan tari-tarian.
- angguk, yakni kesenian tari-tarian bernapaskan Islam. Kesenian ini dilakukan oleh delapan pemain, dimana pada akhir pertunjukan pemain tidak sadarkan diri.
- aplang atau daeng, yakni kesenian yang serupa dengan angguk, dengan pemain remaja putri.
- buncis, yaitu paduan antara kesenian musik dan tarian yang dimainkan oleh delapan orang. Kesenian ini diiringi alat musik angklung.
- ebeg, adalah kuda lumping khas Banyumas. Pertunjukan ini diiringi oleh gamelan yang disebut bendhe.
[sunting]Kuliner
Makanan khas dari Banyumas di antaranya adalah:
- Keripik tempe,
- Mendoan tempe,
- sate bebek Tambak,
- Soto Sokaraja, dage, dan
- Getuk goreng sokaraja
- Jenang jaket khas Mersi (Purwokerto Timur)
BANYUMAS TEMPAT WISATA DENGAN BANYAK PILIHAN
Banyumas memiliki beberapa tempat wisata andalan, kebanyakan berupa keindahan alam seperti gua, air terjun dan wana wisata.
- Baturaden
- Pancuran Pitu
- Pancuran Telu
- Gua SaraBadak
- Curug Gede
- Curug Ceheng
- Curug Belot
- Curug Cipendok
- Masjid Saka Tunggal
- Museum Wayang Sendang Mas
- Bumi Perkemahan Kendalisada
- Telaga Sunyi
- Mata Air Panas Kalibacin
- Bendung Gerak Serayu
- Wahana Wisata Lembah Combong
- Combong Valley Paint Ball and War Games
- Serayu River Voyage
- Dreamland Spring Water Park
- Depo Bay
- Taman Rekreasi Andhang Pangrenan
- Museum BRI Purwokerto
- Museum Jenderal Soedirman
- Batur Agung Adventure Forest
SEABREG TOKOH NASIONAL ASAL BANYUMAS
- Saifuddin Zuhri ,Menteri Agama RI pada kabinet Kerja III,Kerja IV,Dwikora I,Dwikora II dan Ampera I
- Jenderal Gatot Subroto, wakil kepala staf Angkatan Darat dan penggagas AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
- Ahmad Tohari, sastrawan yang dikenal melalui trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dan telah memperoleh penghargaan dari dalam dan luar negeri.
- S. Bagio, pelawak yang terkenal pada tahun '80an, membintangi berbagai judul film dan sering tampil dalam acara lawak di TVRI.
- Sugino Siswocarito, dalang Banyumasan.
- Sugito Purbocarito, dalang Banyumasan.
- Surya Esa,Teatrawan.
- Mayangsari, penyanyi.
- Pangky Suwito, artis film.
- Bambang Set, sastrawan.
- Dharmadi, sastrawan.
- Darto Helm, pelawak yang terkenal pada era '80an bersama dengan S. Bagyo
- Soesilo Sudarman, mantan menteri di era Orde Baru.
- Achmad Mubarok MA, Dr.H., Politikus Partai Demokrat .
- Soeparjo Roestam, mantan menteri di era Orde Baru
- Purnomo, pelari tercepat di Asia di tahun 80-an
- M. Koderi, budayawan penulis buku-buku tentang Banyumasan
- Jend. Surono Reksodimedjo, mantan Menko Polkam
- Slamet Effendi Yusuf, Politikus Partai Golkar
- Sutedja, komponis, seniman
- R. A. Wiryatmadja, Pendiri BRI
- Margono Sukarjo, Prof. Ahli Bedah Pertama Indonesia
- Raden Mas Margono Djojohadikusumo, Pendiri BNI 1946
- Christian Hadinata, pemain bulu tangkis
- Henri Adolphe van de Velde, politikus Belanda
- Dolf Nijhoff, pejuang Belanda di masa PD II
- Sri Anggono Widagdo, Mahasiswa Pelestari Aksara Jawa.
DARI ADIPATI, RESIDENT, SAMPAI BUPATI BANYUMAS
- R. Djoko Kahiman, Adipati Warga Utama II (1582-1583)
- R. Ngabehi Merta Sura (1583-1600)
- R. Ngabehi Merta Sura II, Ngabehi Kalidethuk (1601 - 1620)
- R. Adipati Mertayuda I, Ngabehi Bawang (1620 - 1650)
- R. Tumenggung Mertayuda II, R.T Seda Masjid/RT. Yudanegara I (1650-1705)
- R. Tumenggung Suradipura (1705 - 1707)
- R. Tumenggung Yudanegara II, RT. Seda Pendapa (1745)
- R. Tumenggung Reksa Praja (1749)
- R. Tumenggung Yudanegara III (1755) kemudian diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta dan bergelar Danureja I
- R. Tumenggung Yudanegara IV (1780)
- R. Tumenggung Tejakusuma, Tumenggung Keong (1788)
- R. Tumenggung Yudanegara V (1816)
- Kasepuhan : R. Adipati Cokronegara (1816 - 1830) Kanoman : R. Adipati Broto Diningrat (RT. Martadireja)
- RT. Martadireja II (1832 - 1882) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang)
- R. Adipati Cokronegara I (1832 - 1864)
- R. Adipati Cokronegara II (1864 - 1879)
- Kanjeng Pangeran Arya Martadiredja III (1879 - 1913)
- KPAA Ganda Subrata (1913 - 1933)
- RAA. Sujiman Gandasubrata (1933 - 1950)
- R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 - 1953)
- RE. Budiman (1953 - 1957)
- M. Mirun Prawiradireja (30 Januari 1957 s/d 15 Desember 1957)
- R. Bayu Nuntoro (15 Desember 1957 - 1960)
- R. Subagyo (1960 - 1966)
- Letkol Inf. Soekarno Agung (1966 -1971)
- Kol. Inf. Pudjadi Jaring Bandayuda (1971 - 1978)
- Kol. Inf. RG. Rudjito (1978 - 1988)
- Kol. Inf. Djoko Sudantoko, S.Sos. (1988 - 1998)
- Kol. Art. HM. Aris Setiono, SH, S.IP (1998 - 2008)
- Drs.H.Mardjoko (2008 -.....
Langganan:
Postingan (Atom)